Teks Eksplanasi: Perspektif Masyarakat Terhadap Covid-19

Nama: Zahra Rachmania(35)

Kelas: XI MIA 5

Tugas Teks Eksplanasi


Perspektif Masyarakat Terhadap Covid-19

Isu saat ini datang mengejutkan dunia yang menimbulkan reaksi manusia mengenai wabah covid-19. Perihal virus corona yaitu virus yang menyerang pernapasan, gejalanya seperti penyakit flu namun bisa menular melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi maupun manusia yang dinyatakan positif terjangkit virus. Sejak awal tahun 2020 virus corona telah menginfeksi sebagian negara di dunia, WHO menetapkan kejadian ini sebagai darurat global. Khusus di Indonesia pemerintah mengeluarkan status darurat bencana selama 91 hari terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020. Hadirnya virus ini di Indonesia membuat timbulnya banyak pandangan dari masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.

Namun sangat disayangkan sebagian masyarakat tidak menyikapi dan merespons datangnya virus ini dengan baik. Faktornya adalah perspektif yang kurang tepat sehingga menyebabkan terhambatnya pencegahan serta penanganan covid-19. Seharusnya yang dipikirkan sekarang adalah resiko tingkat mortalitas (kematian) di Indonesia yang semakin meningkat pesat. Diluar dugaan masih banyak dari masyarakat yang senang berkumpul dan mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Padahal kegiatan berkumpul itu jelas menjadi mediator terbaik bagi penyebaran virus yang semakin liar dan masif.

Diantara sekian banyak perspektif yang bermunculan di masyarakat ada yang paling mencolok, yaitu perspektif dari segi pemahaman keagamaan. Tanpa disadari kita disuguhi pandangan seperti itu dari lingkungan sekitar maupun yang bertebaran di media sosial. Dari berbagai narasi yang terdengar di sebagian masyarakat selalu mengaitkan wabah ini menyangkut teologi kematian sebagai hak prerogatif Tuhan, hukuman atas dosa manusia dan ajakan agar tidak takut dengan corona kecuali pada Tuhan. Hal ini merupakan tindakan yang sangat salah karena menganjurkan masyarakat untuk mengacuhkan bahkan “melawan” akan bahayanya virus corona.

Jika dibiarkan cara pandang seperti itu menyebabkan hal yang sangat fatal untuk banyak orang. Sikap semacam ini terlanjur melekat dalam diri seseorang hingga menimbulkan zona nyaman bagi mereka yang terbiasa hidup tanpa menerapkan kedisiplinan. Akibatnya mereka lebih mempercayai hal yang biasa kita sebut “pengobatan alternatif” dibanding tenaga medis yang notabenenya paham akan penanganan virus. Padahal jika dipikirkan dengan logika percaya akan hal semacam itu sangatlah tidak masuk akal, karena virus menjangkit tubuh manusia tanpa memandang status sosial ataupun politik. Sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti peningkatan jumlah pasien yang terjangkit virus covid-19 akibat “kekeuh” akan sikap non ilmiah tersebut. Berdasarkan perilaku itu membuat tenaga kesehatan terdekat yang memiliki kompetensi harus menjelaskan kembali kepada masyarakat mengenai upaya pencegahan virus.

Oleh karena itu dibutuhkan kesukarelaan dan keikhlasan untuk menyerahkan penanganan pandemi ini kepada pemerintah dan juga para tenaga kesehatan. Apapun langkah yang diambil pemerintah adalah yang terbaik untuk kita bersama. Jadilah masyarakat yang cerdas dan bijak dengan mematuhi protokol kesehatan dan aturan lain yang telah ditetapkan. Jika kita tidak mampu menjadi solusi, janganlah menjadi bagian dari permasalahan tersebut. Mari menyelaraskan perspektif yang tepat untuk mendukung pemerintah serta terapkanlah prinsip dalam diri bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.

 

cr:tiktok/auliashafira07

(+)Berita dari youtube: https://youtu.be/lOiEVwKPcaY



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Fiksi: Novel Asya Story

Proposal Penelitian: Kekerasan Seksual

Resensi Buku Fiksi: Rumah di Perkebunan Karet