Resensi Buku Fiksi: Rumah di Perkebunan Karet

 

Meresensi Buku Fiksi

"Rumah di Perkebunan Karet"

Identitas Novel

Judul Buku: Rumah di Perkebunan Karet

Penulis: @BriiStory

Penerbit: Panasdalam Publishing

Tahun Terbit: Januari 2019

Jumlah Halaman: 304 Halaman


Sinopsis Novel

Novel horor ini berisi tentang Om Heri yang bercerita tentang pengalamannya saat bekerja di salah satu perusahaan perkebunan. Peristiwa ini terjadi pada awal tahun 90an. Tepatnya di pedalaman Sumatera, di tengah hutan karet dekat perbatasan provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Om bekerja sebagai pengawas perkebunan beberapa ratus hektar. Tugas ini lumayan berat karena harus berpatroli malam hari berdua dengan temannya. Terkadang om harus mengalami kejadian mengerikan dan melihat pemandangan seram. Perusahaan memberikan fasilitas berupa tempat tinggal dengan letak yang cukup menantang di tengah perkebunan dan tidak ada rumah lain dengan hanya mengandalkan petromak dan lampu templok minyak tanah. Jarak menuju desa terdekat sekitar 1 jam perjalanan menggunakan motor. Malam pertama tinggal om sudah diganggu dengan orang yang sedang menyapu, saat memberanikan diri untuk melihat dari jendela tampak seorang perempuan tua berambut panjang yang berwarna putih. Wajahnya pucat berkeriput dan berbalik menatap om sembari mengeluarkan suara ringkih tertawa. Hari- hari berikutnya om tetap menjalankan tugas sebaik- baiknya hingga suatu sore om berjalan hingga tepat di ujung pepohonan karet ada dua orang seperti sedang menggali liang kubur dengan pakaian hitam serta topi caping. Tepat di sebelah liang kubur terdapat dua papan kayu berbentuk nisan bertuliskan "SUPRI" dan "MARYONO". Kejadian itu langsung om ceritakan kepada Wahyu rekan kerjanya, om tadi sempat berjabat tangan dengan Supri dan Maryono. Wahyu bilang bahwa pernah mendengar dulu ada kejadian menyeramkan dua orang yang dibunuh oleh sekelompok orang. Seperti biasa om dan Wahyu pergi ke kota terdekat untuk membeli kebutuhan harian dengan memulai perjalanan sore hari dan pulang pukul 10 malam. Di tengah hutan  hal yang ditakutkan datang, mesin motor mati dan melihat orang berbaris membawa keranda dengan kaki tidak menyentuh tanah lalu menguburkan mayat tepat di depan rumah. Sampai mereka memutuskan untuk kembali ke kota dan kembali pada pagi hari namun di depan rumah tidak terlihat sisa kegiatan tadi malam. Brii sempat berlibur ke perkebunan karet dan mendapatkan pengalaman paling menyeramkan seperti apa yang omnya alami. Pada akhirnya om Heri dan Wahyu memang tidak mau lepas dari tanggung jawab dan memilih tinggal di rumah itu yang memang sangat angker.

Kelebihan

Penulis pandai membangun suasana, pembaca seolah- olah berada dalam keadaan nyata yang mencekam dengan auranya yang sesak. Saya sebagai pecinta novel horor ikut merinding dari seramnya kejadian yang dialami.

Kekurangan

Menurut saya, bahasa yang digunakan terlalu baku hingga terasa kaku dan kurang nyaman untuk dibaca.

Rekomendasi

Novel ini sangat cocok dibaca oleh pecinta genre horor karena memperlihatkan kepada kita secara nyata bahwa benar adanya dunia hantu dari sisi kita sebagai manusia.

Nama: Zahra Rachmania(35)
Kelas: XI MIA 5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Fiksi: Novel Asya Story

Proposal Penelitian: Kekerasan Seksual