Tema Esai: Girls in ICT sebagai Agents of Change di Tengah Pandemi dan Bencana
“Peran Influencer Wanita Hebat Dalam Himpitan Patriarki”
Penulis:
Zahra Rachmania
Pandemi
covid-19 tengah menjadi isu internasional yang mengejutkan dunia satu tahun
belakangan ini. Melansir Worldometers, Selasa
(13/4/2021) pukul 16.12 WIB, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara global
sebanyak 137.322.930 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 110.521.058 orang
telah dinyatakan sembuh dan virus telah menewaskan 2.961.025 orang di seluruh
dunia. Hingga kini terdapat 5 negara yang tercatat dengan kasus positif
covid-19 terbanyak di dunia yaitu Amerika Serikat, India, Brazil, Rusia dan
Inggris. Tak terkecuali Indonesia yang sejak awal tahun 2020 virus corona telah
menginfeksi sebagian masyarakatnya, tercatat hingga kini tanggal 13 April
jumlah kasus positif corona telah mencapai 1.571.824 orang.
Sesuai
dengan fakta yang terjadi, saat pandemi covid-19 terjadi banyak masyarakat yang
berusaha membantu para tenaga medis sebagai garda terdepan dan sesama melalui
berbagai cara untuk memulihkan keadaan seperti sediakala. Di tengah
ketidakadilan gender yang kerap mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia baik
di dunia nyata maupun maya. Pada kenyataannya banyak “Kartini” hebat yang
melunturkan stigma bahwa perempuan kaum lemah tidak memiliki kuasa dan dinomor
duakan oleh laki-laki yang diharuskan dominan. Dalam situasi sekarang,
kehadiran peran perempuan di posisi influencer dengan banyak pengikut yang
dimiliki menunjukan perspektif bahwa perempuan telah berkontribusi nyata untuk
menanggulangi covid-19.
Seorang
influencer perempuan dengan jutaan pengikut di instagram, Rachel Vennya melalui
Kitabisa.com berhasil menggalang dana untuk memerangi pandemi virus corona
covid-19. Sebuah pencapaian yang luar biasa memanfaatkan sosial media dengan
bijak. Dari usahanya ia dapat meraup uang di angka yang fantastis berkisar 9
miliar. Uang tersebut di dapat dari berbagai kalangan masyarakat yang antusias
ikut membantu. Lalu, hasil galang dana tersebut diserahkan ke sektor medis,
PMI, masyarakat yang membutuhkan dan juga kepada para pedagang.
Tak
hanya itu, beberapa hari yang lalu telah terjadi bencana alam banjir dan tanah
longsor yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT). Rachel Vennya kembali tergerak
hatinya untuk melakukan penggalangan dana. Luar biasa hasil yang didapatkannya,
dalam semalam ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak 1 miliar. Semuanya
diserahkan untuk membantu saudara kita disana karena bencana ini menyebabkan
kerusakan fasilitas hingga menelan korban jiwa.
Dapat
disimpulkan bahwa seorang perempuan muda yang hebat dapat menjadi pahlawan
kemanusiaan lewat pemanfaatan teknologi dan informasi yang semakin canggih.
Bahkan dari aksi nyatanya hal tersebut mampu mengatasi kesenjangan gender yang
terjadi dilingkungan sekitar kita. Tidak dapat diabaikan lagi, perempuan juga
memiliki jiwa mandiri dan bertanggung jawab terhadap kegiatan di luar rumah.
Kemampuan yang kerap kali tak dianggap berakhir melakukan gebrakan yang
berdampak besar bagi masyarakat. Dari sini, perempuan bisa mengambil banyak
pelajaran positif untuk termotivasi membantu orang lain juga perjuangan
menciptakan kesetaraan gender.
.
Komentar
Posting Komentar